Rabu, 31 Januari 2018

Assalamualaikum wr.wb.
Selamat pagi, salam sejahtera buat kita semua.
Kita berjumpa lagi di sini untuk melanjutkan penelusuran sejarah peninggalan nenek moyang yang perlu kita lestarikan
Baiklah saudara semua, di sini saya akan membahas

"MAKNA BHUMI LAYA IKA TANTRA ADI RAJA"

                        Gb1. Saya dan team
                            di pelataran candi penataran

Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja merupakan rangkaian kalimat dalam bahasa Jawa kuno (kawi) yang berarti Tempat pusara raja-raja agung yang merdeka.

Pusara disini bukan semata-mata makam dalam sebuah wujud seperti "Makam Bung Karno". Tetapi yang empat tempat lainnya berhubung dijaman Hindhu pada umumnya jenasah para raja yang dibakar dan disimpan beberapa tahun menunggu upacara Srada (peringatan wafat yang ke 12 tahun) dengan sebutan didharmakan, selanjutnya dilarung kelaut.
                         Gb.2 Cungkup Makam Bung Karno

                      Gb.3 Makam Proklamator Ir.Soekarno

Tempat pendharmaan para Raja tidak hanya disatu tempat, tetapi dipecah beberapa tempat sebagai " legitimasi " kekuasaan yang meliputi wilayah tersebut sekaligus sebagai tempat yang memperoleh anugerah karena jasa-jasa rakyat ditempat itu, yang pada umumnya dibuatkan candi.

Dari kesamaan bentuk candi seperti candi Kidal dan Sawentar dapat ditarik kesimpulan sebagai tempat pendharmaan raja yang sama, yaitu Anusapati yg meninggal thn.1248 dengan upacara Srada di thn.1260. Sedang candi Wleri dan Jajago untuk Ranggawuni (tertuang di Negarakertagama).
Demikian pula Raden Wijaya di Antahpura dan di candi Simping-Sumberjati Blitar.

                           Gb.4 Pelataran Candi Penataran

Candi Penataran sebagai tempat pemujaan seseorang yang didewakan dengan sebutan Bathara I Palah dimungkinkan juga sebelum raja Kertajaya.
(Tertulis dalam prasasti).

Dari posisi tempat candi-candi tersebut yang berada di 4 penjuru mata angin dan yang ke 5 ditengah.
-- Disebelah timur candi Sawentar-Anusapati,
-- Barat candi Wleri-Ranggawuni Jayawisnu Wardana,
-- Selatan candi Simping- R.Wijaya Sri Kertarajasa,
-- Utara candi Penataran- Bathara I Palah.
-- Tengah Astana Mulya-Bung Karno.

                                      Gb.5 Istana Gebang

                         Gb.6 Posisi makam Raja-raja Blitar

DHANDHANGGULA :
1.Kumelun rum kukus dupa agni.
Umbul awyat saking Panca Loka.
Keblat papat lan pancere.
BLITAR kinodrat sampun.
Dadya papan pusara aji.
Nuswantara Narendra.
Moncer tlatah hayu.
Pantes lamun cinandra.
Nenggih BHUMI LAYA IKA wus pinasthi.
Nggo TANTRA ADI RAJA.

2.BHUMI iku karan papan yekti.
Lamun LAYA winerdi pusara.
IKA padha karo kae.
TANTRA maknanya yeku.
Mahardika mandhireng jati.
Sirna paksha angkara.
Tatanan nut ukum.
ADI linuwih agungnya.
Paramarta hambeg ngasta tata nagri.
RAJA gung binathara.

3.Tepis wetan Sang ANUSAPATI.
Ridharmaken hing Candhi Sawentar.
RANGGAWUNI ing Wlerine.
Candhi Simping cinatur.
Pandharmane WIJAYA Aji.
Candhi gung Panataran.
Sebak para Ratu.
Kitha Blitar sru Kuncara.
BUNG KARNO Sang Proklamator Nagri RI.
Aneng Hastana Mulya.

Demikian kepada saudara bloger dapat saya sampaikan untuk sementara mengenai maksud dan tujuan saya mengisi ruang ini.
Sampai ketemu dilain kesempatan.

Kepada saudara-saudars yang menggunakan judul Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja sebagai judul blogspotnya dipersilahkan.
Saya cukup senang anda ikut memperkenalkan istilah tersebut.
Dan memang ada yang sempat minta ijin kepada saya.

Salam dari penulis.

Minggu, 28 Januari 2018





SALAM SEJAHTERA DALAM NAUNGAN ALLAH YANG MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG

Kepada saudara blogger semua, pertama-tama dalam awal perkenalan kita melalui ruangan ini tentunya saudara juga sudah tahu apa maksud dan tujuan saya, karena tak lain dan tak bukan juga sama dengan anda semua ketika mau membuka ruangan ini, yaitu untuk menjalin persahabatan, bertukar pikiran, mencari kesamaan pandang sebuah permasalahan, saling mengungkap simpanan cipta, rasa dan karsa kita, maupun yang lain-lain dengan berpaugeran pada konsep budaya leluhur saling asah, asih dan asuh.

Saya memang ingin mencoba menguak bareng-bareng dan mengurai tanda tanya tentang warisan budaya nenek moyang kita, satu demi satu, tahap demi tahap, dari awal hingga entah sampai dimana kita dapat menelusurinya. Mengingat pusaka budaya tersebut jangan sampai terkikis oleh jaman, tergusur oleh kemajuan dan terbuang oleh ketidak pedulian.

Oke saudara semua, sebelum kita lanjut ke berbagai materi perlu anda ketahui bahwa apa yang akan saya sampaikan nanti semuanya hanya sebatas berbagi pengetahuan yang saya miliki, sehingga kurang dan lebihnya saya mohon maaf dengan harapan dapat memperoleh umpan balik, kritik dan saran agar semuanya semakin menjadi lebih baik lagi
Tahap awal ini saya akan membuka alasan saya mengapa saya memakai judul "Mengemban warisan moyang" dan tema "Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja", yaitu kepanjangan nama Kota "BLITAR" yang bermakna Tempat Pusara Raja-Raja Agung yang Merdeka.

Istilah ini memang saya yang menggagasnya, merakitnya dan mencetuskannya serta menyampaikannya beberapa kali dalam berbagai media, yaitu :

1. Di Majalah "Panjebar semangat" dimuat bersambung 5 penerbitan, edisi akhir Desember 2007 hingga minggu keempat Januari 2008 (no.52/2007 dan no.1 - no.4/2008 ), dengan judul "Bawarasa Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja"
2. Puisi yg berjudul Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja, dalam buku Bunga rampai Sejarah Kota Blitar (2008)
3. Buletin "Cakrawala" yg dikeluarkan oleh Bappeda kota Blitar, 
4. Prasasti di Perpustakaan Bung Karno.
5. Tulisan-2 lain seperti di goro-goro Grebeg Pancasila, naskah diklat orientasi CPNS oleh BKD kota Blitar dll.
6. Tembang macapat Sinom 5 pada karya saya termuat dlm buku Napak Tilas Jejsk-jejak kaki wong Blitar, 2006 dan 2015.
7. Tembang macapat Dhandhanggula 3 pada karya saya untuk lomba tembang yang diselenggarakan oleh Bidang budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar 2015.
8. Rencana penerbitan buku sejarah Blitar yang berjudul "Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja" oleh "Asosiasi Desa Wisata (ASIDEWI) kerjasama dengan "Blitar Heritage Society" yg diprakarsai oleh mas Andi Yuwono dengan kata pengantar ibu Puti Guntur Soekarnoputra thn.2014. Sayang hingga saat ini. belum terealisir.
(Draf buku disimpan mas Andi Yuwono, sedang master file masih berada pada saya).
Selanjutnya istilah tersebut dipopulerkan oleh mas Wima Bramantyo selaku Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Blitar dalam :
-- Gelar pertama sendratari "Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja" Karya Mas Kolam Sidharta, di Pendhapa Kabupaten Blitar.
Sekaligus pemberian piagam "Karya persembahan" dari Dewan Kesenian Kab.Blitar kepada saya.
-- Sendratari "Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja" dalam acara "Seruling Purnama" di candi Penataran oleh DKKab.Blitar dan penysmpaian ke publik bahwa saya sebagai penggagas dan pencetus istilah tersebut.
-- Film pendek tentang obyek-obyek kepariwisataan di Blitar Raya, yg sempat menang sebagai Juara 1 lomba film dokumentasi promosi wisata di Polandia.
-- Film dokumenter obyek-2 tempat makam raja-raja dan wawancara tentang "Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja" oleh Supriyanto.

Di artikel saya selanjutnya akan coba saya urai satu demi satu, tahap demi tahap Warisan Moyang untuk menambah wawasan ilmu dan budaya serta sebagai warisan untuk anak cucu kita....
Nantikan artikel saya selanjutnya...
Saya mohon kritik dan saran saudara semua di kolom komentar agar blog ini bisa lebih baik dan menambah ilmu dan pengetahuan buat kita semua....

Salam penulis...